Rabu, 11 Juli 2012

Semoga Engkau Jatuh Cinta Padaku..??

Tuhanku Yang Maha Cinta …

Mudah-mudahan dari semua jiwa baik yang kau anggunkan kehidupannya, ADA SATU JIWA yang sangat mencintaiku, yang memuliakanku, yang hidup untuk memelihara kedamaian hatiku, yang memperhatikanku sebagai harta yang paling bernilai baginya, yang berbahagia mensetiakan hidupnya kepadaku, dan yang aku cintai dan muliakan sepanjang hidupku.

Ooh Tuhanku, Engkau Sang Maha Cinta …

Manjakanlah kekasihmu yang kecil ini dalam keindahan cintaku kepada sesama, dalam kemuliaan cinta sesamaku kepadaku, dan dalam kebahagiaan cinta belahan jiwaku kepadaku dan cintaku kepadanya.

Aamiin

Senin, 09 Juli 2012

aku tak akan berkata-kata lagi…!!

Aku tak akan berteriak dan menyeruak kepenatan jiwaku…
Aku akan diam dan membenamkan keberadaanku dengan keseluruhan kesadaranku…
Aku tak akan menjerit dan berteriak memanggil nama-Mu…
Aku akan tetap bersimpuh di tempat yang sama Kau temukan aku dan membiarkan-Mu menemukanku lagi…
Aku tak akan berkoar-koar dan berkata aku lelah, Tuhan…
Namun aku akan tersenyum dalam keheninganku berusaha menelusuri setiap ruang dari kepenatan ini…
Ach… Begitu banyak cara menipu diri… berkompromi pada keadaan yang seolah mencekik batin…
Menginjak-injak impian yang seharusnya begitu kokoh berdiri…
Begitu banyak jalan menuju keterpurukan… dengan segala omong kosong dan kemunafikan manusia-manusia yang menyebut dirinya agung…
Aku tak akan berkata aku sudah cukup berusaha, Tuhan…
Karena aku tahu tak secuil pun pantas aku menuntut hakku…
Jika pun aku berkelit dan membela diri, sudah berpeluh aku melaksanakan semua…
Aku yakin kau akan menggeleng-gelengkan kepalamu dan menghela nafas kesal…
Betapa memalukannya seorang pemalas yang berteriak-teriak lelah mengukur waktu…
Sementara ia hanya diam dan tak beranjak untuk mengejar sesuatu…
Ach… aku tak akan berkata-kata lagi…
Sebelum lelah Kau dengarkan aku dalam ratapan tak berguna ini…
Sebuah lingkaran hitam kebodohan yang senantiasa kupermainkan dalam diamku…@NJS

Jodoh Itu Rahasia ALLAH..??? 'de

Jodoh Itu Rahasia ALLAH..??

Sekuat mana kita Setia,,,
Sehebat mana kita Merancang,,,
Selama mana kita Menunggu,
Sekeras mana kita Bersabar,,,
Sejujur mana kita Menerima dirinya..

Jika takdir Allah menentukan yang kita tidak berjodoh dengannya, Kita tidak akan bersama dengannya.

Namun jika Allah telah menulis jodoh kita dengannya,Kita tetap akan bersama dengannya ,walaupun kita dipisahkan oleh jarak dan tidak pernah komunikasi sebelumnya kerana pasti ada saja cara Allah untuk menemukan kita dengannya..

Kerana tulang rusuk dan pemiliknya takkan pernah tertukar dan akan bertemu pada saat yang tepat menurut ilmu_Nya.Tiada yang kebetulan melainkan semuanya telah ALLAH aturkan untuk kita..

yah…tulisan ini mungkin sudah biasa dan seringkali dibaca..tapi entah kenapa ketika kulihat tulisan ini ada di inboxku, dikirim oleh orang yang baru dalam kehidupanku terasa tersentak hati ini…hahahaha #Apalah aku ini--------------------------“?!!@$%^%^d.e

Sista Cassandra Photoshot

     Recomen :


     http://alaluvu.tumblr.com/





















Minggu, 08 Juli 2012

Teruntuk Adik kecilku

Tak ada musuh yang tak dapat ditaklukkan oleh cinta.
Tak ada penyakit yang tak dapat disembuhkan oleh kasih sayang.
Tak ada permusuhan yang tak dapat dimaafkan oleh ketulusan.
Tak ada kesulitan yang tak dapat dipecahkan oleh ketekunan.
Tak ada batu keras yang tak dapat dipecahkan oleh kesabaran. Semua itu haruslah berasal dari hati.

Bicaralah dengan bahasa hati, maka akan sampai ke hati pula.  tangis seorang bayi tak dapat dihentikan hanya dengan merengkuhnya dalam lengan yang kuat. Atau, membujuknya dengan berbagai gula-gula dan ata-kata manis. Anda harus mendekapnya hingga ia merasakan detak jantung yang tenang
jauh di dalam dada anda. Mulailah dengan melembutkan hati ...dan rasakan dengan hati pula..hanya hati yang bisa mangerti hati ....terkadang diam dan berbicara dari hati akan lebih menyentuh dan dimegerti bahkan untuk mengungkapkan kata yang belum ditemukan...
Inspired@
Larasati Maria Ulfa (Yayas Deaf) http://www.facebook.com/larasati.mariaulfa

Ihlas dan bersabarlah....!!!

Untuk yang sedang ini terluka
oleh pengabaian, yang harapanmu ditepis
seperti perca usang ...

Kesinilah.

Duduklah engkau di sini bersamaku.

Jika hatimu gamang di ambang tangis,
ijinkanlah ia menangis tulus.

Sesungguhnya,
airmatamu adalah doa penghubung hatimu
yang dibisukan oleh pilunya pengabaian,
dengan perhatian Tuhan.

Wajah yang pasrah kepada Tuhan
adalah wajah yang terindah.

Bersabarlah, teduhkanlah wajahmu
dan tambatkanlah hatimu
kepada kasih sayang Tuhan.

Tuhan akan menyelamatkanmu.

Aamiin

Pandir dalam Galau

Aku tak akan berteriak dan menyeruak kepenatan jiwaku…
Aku akan diam dan membenamkan keberadaanku dengan keseluruhan kesadaranku…
Aku tak akan menjerit dan berteriak memanggil nama-Mu…
Aku akan tetap bersimpuh di tempat yang sama Kau temukan aku dan membiarkan-Mu menemukanku lagi…
Aku tak akan berkoar-koar dan berkata aku lelah, Tuhan…
Namun aku akan tersenyum dalam keheninganku berusaha menelusuri setiap ruang dari kepenatan ini…
Ach… Begitu banyak cara menipu diri… berkompromi pada keadaan yang seolah mencekik batin…
Menginjak-injak impian yang seharusnya begitu kokoh berdiri…
Begitu banyak jalan menuju keterpurukan… dengan segala omong kosong dan kemunafikan manusia-manusia yang menyebut dirinya agung…
Aku tak akan berkata aku sudah cukup berusaha, Tuhan…
Karena aku tahu tak secuil pun pantas aku menuntut hakku…
Jika pun aku berkelit dan membela diri, sudah berpeluh aku melaksanakan semua…
Aku yakin kau akan menggeleng-gelengkan kepalamu dan menghela nafas kesal…
Betapa memalukannya seorang pemalas yang berteriak-teriak lelah mengukur waktu…
Sementara ia hanya diam dan tak beranjak untuk mengejar sesuatu…
Ach… aku tak akan berkata-kata lagi…
Sebelum lelah Kau dengarkan aku dalam ratapan tak berguna ini…
Sebuah lingkaran hitam kebodohan yang senantiasa kupermainkan dalam diamku…@NJS

Yah...Aku Kehilangan Lagi

yah aku kehilngn lagi...mungkin kata itulh yang ku ucap dalam sisipan doa sore itu...
hari itu biasa-biasa saja hnya sja enth kenp ini terlihat seperti jawaban atas doa-doa ku....yah aku kehilngan lagi....entah apa itu, serasa inilah titik balik dari hidupku...disemua cobaan yang datang aku memang sedang kehilangan...enth itu cinta, hti,rindu atau bahkan kepercayaan...!!!
Tapi bukankh ku msih punya TUHAN yang memastikn diri akan selalu ada untukku dan tak akan meningglkanku?? pertanyaan dalam hatiku itu seakan membangkitkanku....yah aku memang kehilangan, tapi kali ini rasanya belum terlalu dalam dan aku masih bersukur akan hal itu!!
Jatuh ditempat yang sama, dipermainkan, dikhianati, dicampakkan, di injak kehormatannya dan dimarahi atau direndahkan seakan aku tak punya hiti...itu terasa wajar karena aku belum menjadi apa-apa...dan mungkin itu cara tuhan mengingatkanku yang sedikit tidak enak..!!! "kate om  mario" ....walaupun ini terlalu naif jika dengan mudh harus mengtakan "inilah kehidupan" (kate oarang...au ah sapa)...Tunggu saja sampai aku sukses....yang jelas ini benar-benar mengingatkanku....mungkin juga ini penebusan krma ku?????(SEMOGA UNDAH LUNAS YA YA ALLAH)
sisi baiknya aku tak terlalu berharap lagi kepada mahluk...shalatku jadi lebih nikmat ketibng biasanya....yah aku kehilangan lagi mungkin kata itu masih ada dalam benakku saat kesunyian menghampiri..... @pradita

Tulis bukan Baca

menulis gak segampang membaca, menulis juga gak segampang mengkritik,, menulis ternyata bukanlah pekerjaan yang mudah. maka mulai saat ini, coba hargailah sebuah buku, seperti apapun bahasa, pesan, termasuk covernya, sebuah buku telah membuat penulisnya berdarah - darah.... #dikutip dari seorang teman yang sedang berjuang

Rabu, 04 Juli 2012

Rumah Amalia adalah rumah kami



RUMAH AMALIA adalah CINTA Kami
Jl. Subagyo Blok ii 1, no.23 Komplek Peruri, RT 001 RW 09, Sudimara Timur, Ciledug.


Rumah Amalia adalah rumah cinta. Rumah berkumpul untuk semua anak-anak. Anak-anak membutuhkan cinta. Rumah Amalia sumber cinta bagi anak-anak. Setiap malam di rumah Amalia senantiasa hadir dengan warna.
Di rumah Amalia tempat kami mendidik anak-anak untuk menjadi satu generasi yang memahami bahwa hidup itu indah dengan cinta. Cinta itu pemberian Alloh dan hanya untuk Alloh. Cinta sekaligus menjadi sebuah kekuatan kita dalam melakukan kebaikan.
Salah satu perbuatan baik adalah membantu orang lain. Membantu dan menolong orang lain berarti melakukan sesuatu bagi sesama. Membantu orang lain merupakan satu cara paling efektif bagi anak-anak untuk menemukan cinta di dalam dirinya. Dengan membantu orang lain mereka belajar tentang fitrah dirinya dan hubungan sosial dengan orang lain. Menolong orang lain akan membuat anak-anak merasa lebih berharga dan memiliki prestasi. Itulah yang dirasakan Ika, "Di Rumah Amalia saya menemukan cinta."
'Ya Alloh, Ya Rabb, kami memohon cinta-Mu, cinta orang-orang yang mencintai-Mu dan cinta kepada segala yang akan mendekatkan kami kepada cinta-Mu.'
Wassalam,
Agussyafii
-- jangan lupa program 'Amalia Cinta Bumi (ACIBU) Minggu, tanggal 17 Mei 2009, di Rumah Amalia, Jl. Subagyo Blok ii 1, no.23 Komplek Peruri, RT 001 RW 09, Sudimara Timur, Ciledug. TNG. Program 'Amalia Cinta Bumi (ACIBU)' mengajak. 'Mari, hindari penggunaan kantong plastik berlebihan, bawalah kantong belanja sendiri. Sebab Kantong plastik jenis polimer sintetik sulit terurai- Bila dibakar, menimbulkan senyawa dioksin yang membahayakan- Proses produksinya menimbulkan efek berbahaya bagi lingkungan.' Mari kirimkan dukungan anda pada program 'Amalia Cinta Bumi' (ACIBU) melalui http://agussyafii.blogspot.com, http://id-id.facebook.com/people/Agus-Syafii-Muhamad/861635703 atau sms 087 8777 12431

syukurlah

Bersama tenggelamnya matahari di senja ini,
semoga Tuhan mengendapkan semua kekhawatiran kita,
dan mengembangkan kemampuan kita
untuk menemukan kebahagiaan dalam hal-hal yang sederhana.

Sesungguhnya bukan harta dan kemewahan
yang menjadi sumber kebahagiaan kita,
tapi kesediaan hati kita untuk menerima
yang sudah ada sebagai yang terbaik,
dan menggunakannya sebagai sarana
untuk mencapai yang lebih baik lagi.

Kehidupan yang indah bukanlah pergerakan
dari yang buruk menuju yang baik,
tapi dari yang baik menuju yang lebih baik lagi.

Dari rasa syukurlah tumbuh dan berkembang kebahagiaan kita.

Tetaplah menjadi jiwa baik yang dicintai Tuhan.

Minggu, 01 Juli 2012

Masih Tentang IBU


Siang sudah sampai pada pertengahan. Dan Ibu begitu anggun menjumpai saya di depan pintu. Gegas saya rengkuh punggung tangannya, menciumnya lama. Ternyata rindu padanya tidak bertepuk sebelah tangan. Ibu juga mendaratkan kecupan sayang di ubun-ubun ini, lama. "Alhamdulillah, kamu sudah pulang" itu ucapannya kemudian. Begitu masuk ke dalam rumah, saya mendapati ruangan yang sungguh bersih. Sudah lama tidak pulang.

Ba'da Ashar, "Nak, tolong angkatin panci, airnya sudah mendidih". Gegas saya angkat pancinya dan dahipun berkerut, panci kecil itu diisi setengahnya. "Ah mungkin hanya untuk membuat beberapa gelas teh saja" pikir saya "Eh,tolongin bawa ember ini ke depan, Ibu mau menyiram". Sebuah ember putih ukuran sedang telah terisi air, juga setengahnya. Saya memindahkannya ke
halaman depan dengan mudahnya. Saya pandangi bunga-bunga peliharaan Ibu. Subur dan terawat. Dari dulu Ibu suka sekali menanam bunga.



"Nak, Ibu ba ru saja mencuci sarung, peras dulu, abis itu jemur di pagar yah" pinta Ibu. "Eh,bantuin Ibu potongin daging ayam" sekilas saya memandang Ibu yang tengah bersusah payah memasak. Tumben Ibu begitu banyak meminta bantuan, biasanya beliau anteng dan cekatan dalam segala hal.

Sesosok wanita muda, sedang menyapu ketika saya masuk rumah sepulang dari ziarah. "Neng.." itu sapanya, kepalanya mengangguk ke arah saya. "Bu, siapa itu...?" tanya saya. "Oh itu yang bantu-bantu Ibu sekarang" pendeknya. Dan saya semakin termangu, dari dulu Ibu paling tidak suka mengeluarkan uang untuk mengupah orang lain dalam pekerjaan rumah tangga. Pantesan rumah terlihat lebih bersih dari biasanya.

Dan, semua pertanyaan itu seakan terjawab ketika saya menemaninya membaca al-qur'an selepas maghrib. Tangan Ibu gemetar memegang penunjuk yang terbuat dari kertas koran yang dipilin kecil, menelusuri tiap huruf al-qur'an. Dan mata ini memandang lekat pada jemarinya. Ke riput, urat-uratnya menonjol jelas, bukan itu yang membuat saya tertegun. Tangan itu terus bergetar. Saya berpaling, menyembunyikan bening kristal yang tiba-tiba muncul di kelopak mata. Mungkinkah segala bantuan yang ia minta sejak saya pulang, karena tangannya tak lagi paripurna melakukan banyak hal? "Dingin" bisik saya, sambil beringsut membenamkan kepala di pangkuannya. Ibu masih terus mengaji, sedang tangan kirinya membelai kepala saya. Saya memeluknya, merengkuh banyak kehangatan yang dilimpahkannya tak berhingga.

Adzan isya berkumandang,

Ibu berdiri di samping saya, bersiap menjadi imam. Tak lama suaranya memenuhi udara mushala kecil rumah. Usai shalat, saya menunggunya membaca wirid, dan seperti tadi saya pandangi lagi tangannya yang terus bergetar. "Duh Allah, sayangi Mamah" spontan saya memohon. "Neng..." suara ibu membuyarkan lamunan itu, kini tangannya terangsur di depan saya, kebiasaan saat selesai shalat, saya rengkuh tangan berkah itu dan menciumnya.

"Tangan ibu kenapa?" tanya saya pelan. Sebelum menjawab, ibu tersenyum manis sekali. "Penyakit orang tua. Sekarang tangan ibu hanya mampu melakukan yang ringan-ringan saja, irit tenaga" tambahnya.

Udara semakin dingin. Bintang-bintang di langit kian gemerlap berlatarkan langit biru tak berpenyangga. Saya memandangnya dari teras depan rumah. Ada bulan yang sudah memerak sejak tadi. Malam perlahan beranjak jauh. Dalam hening itu, saya membayangkan senyuman manis Ibu sehabis shalat isya tadi.

Apa maksudnya? Dan mengapakah, saya seperti melayang. Telah banyak hal yang dipersembahkan tangannya untuk saya. Tangan yang tak pernah mencubit, sejengkel apapun perasaannya menghadapi kenakalan saya. Tangan yang selalu berangsur ke kepala dan membetulkan letak jilbab ketika saya tergesa pergi sekolah. Tangan yang selalu dan selalu mengelus lembut ketika saya mencari kekuatan di pangkuannya saat hati saya ber gemuruh. Tangan yang menengadah ketika memohon kepada Allah untuk setiap ujian yang saya jalani. Tangan yang pernah membuat bunga dari pita-pita berwarna dan menyimpannya di meja belajar saya ketika saya masih kecil yang katanya biar saya lebih semangat belajar.

Sewaktu saya baru memasuki bangku kuliah dan harus tinggal jauh darinya, suratnya selalu saja datang. Tulisan tangannya kadang membuat saya mengerutkan dahi, pasalnya beberapa huruf terlihat sama, huruf n dan m nya mirip sekali. Ibu paling suka menulis surat dengan tulisan sambung. Dalam suratnya, selalu Ibu menyisipkan puisi yang diciptakannya sendiri. Ada sebuah puisinya yang saya sukai. Ibu memang suka menyanjung :

Kau adalah gemerlap bintang di langit malam

Bukan!, kau lebih dari itu

Kau adalah pendar rembulan di angkasa sana,

Bukan!, kau lebih dari itu,

Kau adalah benderang matahari di tiap waktu,

Bukan!, kau lebih dari itu

Kau ada lah Sinopsis semesta

Itu saja...

Tangan ibunda adalah perpanjangan tangan Tuhan. Itu yang saya baca dari sebuah buku. Jika saya renungkan, memang demikian. Tangan seorang ibunda adalah perwujudan banyak hal : Kasih sayang, kesabaran, cinta, ketulusan ..

Pernahkah ia pamrih setelah tangannya menyajikan masakan di meja makan untuk sarapan? Pernahkan Ia meminta upah dari tengadah jemari ketika mendoakan anaknya agar diberi Allah banyak kemudahan dalam menapaki hidup? Pernahkah Ia menagih uang atas jerih payah tangannya membereskan tempat tidur kita? Pernahkah ia mengungkap balasan atas semua persembahan tangannya? Pernahkah..?

Ketika akan meninggalkannya untuk kembali, saya masih merajuknya "Bu, ikutlah ke jakarta, biar dekat dengan anak-anak". "Ah, Allah lebih perkasa di banding kalian, Dia menjaga Ibu dengan baik di sini. Kamu yang seharusnya sering datang, Ibu akan lebih senang" Jawabannya ringan. Tak ada air mata seperti saat-saat dulu melepas saya pergi. Ibu tampak lebih pasrah,
menyerahkan semua kepada kehendak Allah. Sebelum pergi, saya merengkuh kembali punggung tangannya, selagi sempat , saya reguk seluruh keikhlasan yang pernah dipersembahkannya untuk saya. Selagi sisa waktu yang saya punya masih ada tangannya saya ciumi sepenuh takzim. Saya takut, sungguh takut, tak dapati lagi kesempatan meraih tangannya, meletakannya di kening.

*IBUMU adalah Ibunda darah dagingmu
Tundukkan mukamu
Bungkukkan badanmu
Raih punggung tangan bliau
Ciumlah dalam-dalam
Hiruplah wewangian cintanya
Dan rasukkan ke dalam kalbumu
Agar menjadi azimah bagi rizki dan kebahagiaan*

IBU


Apa yang paling dinanti seorang wanita yang baru saja menikah ?
Sudah pasti jawabannya adalah : k-e-h-a-m-i- l-a-n.

Seberapa jauh pun jalan yang harus ditempuh, Seberat apa pun langkah yang mesti diayun, Seberapa lama pun waktu yang harus dijalani, Tak kenal menyerah demi mendapatkan satu kepastian dari seorang bidan: p-o-s-i-t-i- f.

Meski berat, tak ada yang membuatnya mampu bertahan hidup kecuali benih dalam kandungannya. Menangis, tertawa, sedih dan bahagia tak berbeda baginya, karena ia lebih mementingkan apa yang dirasa si kecil di perutnya. Seringkali ia bertanya : menangiskah ia? Tertawakah ia? Sedihkah atau bahagiakah ia di dalam sana? Bahkan ketika waktunya tiba, tak ada yang mampu menandingi cinta yang pernah diberikannya, ketika itu mati pun akan dipertaruhkannya asalkan generasi penerusnya itu bisa terlahir ke dunia. Rasa sakit pun sirna, ketika mendengar tangisan pertama si buah hati, tak peduli darah dan keringat yang terus bercucuran.



Detik itu, sebuah episode cinta baru saja berputar. Tak ada yang lebih membanggakan untuk diperbincangkan selain anak. Tak satu pun tema yang paling menarik untuk didiskusikan bersama rekan sekerja, teman sejawat, kerabat maupun keluarga, kecuali anak.

Si kecil baru saja berucap "Ma?" segera ia mengangkat telepon untuk mengabarkan ke semua yang ada di daftar telepon. Saat baru pertama berdiri, ia pun berteriak histeris, antara haru, bangga dan sedikit takut si kecil terjatuh dan luka.

Hari pertama sekolah adalah saat pertama kali matanya menyaksikan langkah awal kesuksesannya. Meskipun disaat yang sama, pikirannya terus menerawang dan bibirnya tak lepas berdoa, berharap sang suami tak terhenti rezekinya. Agar langkah kaki kecil itu pun tak terhenti di tengah jalan. "Demi anak", "Untuk anak", menjadi alasan utama ketika ia berada di pasar berbelanja keperluan si kecil.

Saat ia berada di pesta seorang kerabat atau keluarga dan membungkus beberapa potong makanan dalam tissue. Ia selalu mengingat anaknya dalam setiap suapan nasinya, setiap gigitan kuenya, setiap kali hendak berbelanja baju untuknya. Tak jarang, ia urung membeli baju untuk dirinya sendiri dan berganti mengambil baju untuk anak. Padahal, baru kemarin sore ia membeli baju si kecil.

Meski pun, terkadang ia harus berhutang. Lagi-lagi atas satu alasan, demi anak. Di saat pusing pikirannya mengatur keuangan yang serba terbatas, periksalah catatannya. Di kertas kecil itu tertulis: 1. Beli susu anak; 2. Uang sekolah anak. Nomor urut selanjutnya baru kebutuhan yang lain. Tapi jelas di situ, kebutuhan anak senantiasa menjadi prioritasnya. Bahkan, tak ada beras di rumah pun tak mengapa, asalkan susu si kecil tetap terbeli. Takkan dibiarkan si kecil menangis, apa pun akan dilakukan agar senyum dan tawa riangnya tetap terdengar.

Ia menjadi guru yang tak pernah digaji, menjadi pembantu yang tak pernah dibayar, menjadi pelayan yang sering terlupa dihargai, dan menjadi babby sitter yang paling setia. Sesekali ia menjelma menjadi puteri salju yang bernyanyi merdu menunggu suntingan sang pangeran. Keesokannya ia rela menjadi kuda yang meringkik, berlari mengejar dan menghalau musuh agar tak mengganggu. Atau ketika ia dengan lihainya menjadi seekor kelinci yang melompat-lompat mengelilingi kebun, mencari wortel untuk makan sehari-hari. Hanya tawa dan jerit lucu yang ingin didengarnya dari kisah-kisah yang tak pernah absen didongengkannya. Kantuk dan lelah tak lagi dihiraukan, walau harus menyamarkan suara menguapnya dengan auman harimau. Atau berpura-pura si nenek sihir terjatuh dan mati sekadar untuk bisa memejamkan mata barang sedetik. Namun, si kecil belum juga terpejam dan memintanya menceritakan dongeng ke sekian. Dalam kantuknya, ia pun terus mendongeng.

Tak ada yang dilakukannya di setiap pagi sebelum menyiapkan sarapan anak-anak yang akan berangkat ke sekolah. Tak satu pun yang paling ditunggu kepulangannya selain suami dan anak-anak tercinta. Serta merta kalimat, "sudah makan belum?" tak lupa terlontar.

saat baru saja memasuki rumah. Tak peduli meski si kecil yang dulu kerap ia timang dalam dekapannya itu, sekarang sudah menjadi orang dewasa yang bisa saja membeli makan siangnya sendiri di Sekolahnya.

Hari ketika si anak yang telah dewasa itu mampu mengambil keputusan terpenting dalam hidupnya, untuk menentukan jalan hidup bersama pasangannya, siapa yang paling menangis? Siapa yang lebih dulu menitikkan air mata? Lihatlah sudut matanya, telah menjadi samudera air mata dalam sekejap. Langkah beratnya ikhlas mengantar buah hatinya ke kursi pelaminan. Ia menangis melihat anaknya tersenyum bahagia dibalut gaun pengantin. Di saat itu, ia pun sadar, buah hati yang bertahun-tahun menjadi kubangan curahan cintanya itu tak lagi hanya miliknya. Ada satu hati lagi yang tertambat, yang dalam harapnya ia berlirih, "Masihkah kau anakku?"

Saat senja tiba. Ketika keriput di tangan dan wajah mulai berbicara tentang usianya. Ia pun sadar, bahwa sebentar lagi masanya kan berakhir. Hanya satu pinta yang sering terucap dari bibirnya, "Bila ibu meninggal, ibu ingin anak-anak ibu yang memandikan. Ibu ingin dimandikan sambil dipangku kalian". Tak hanya itu, imam shalat jenazah pun ia meminta dari salah satu anaknya. "Agar tak percuma ibu mendidik kalian menjadi anak yang shalih & shalihat sejak kecil," ujarnya.

Duh ibu, semoga saya bisa menjawab pintamu itu kelak. Bagaimana mungkin saya tak ingin memenuhi pinta itu? Sejak saya kecil ibu telah mengajarkan arti cinta sebenarnya. Ibulah madrasah cinta saya, Ibulah sekolah yang hanya punya satu mata pelajaran, yaitu "cinta". Sekolah yang hanya punya satu guru yaitu "pecinta". Sekolah yang semua murid-muridnya diberi satu nama: "anakku tercinta".

Do'a Sally



Sally baru berumur delapan tahun ketika dia mendengar ibu dan ayahnya sedang berbicara mengenai adik lelakinya, Georgi. Ia sedang menderita sakit yang parah dan mereka telah melakukan apapun yang bisa mereka lakukan untuk menyelamatkan jiwanya. 

Hanya operasi yang sangat mahal yang sekarang bisa menyelamatkan jiwa Georgi… tapi mereka tidak punya biaya untuk itu.

Sally mendengar ayahnya berbisik, “Hanya keajaiban yang bisa menyelamatkannya sekarang.”

Sally pergi ke tempat tidur dan mengambil celengan dari tempat persembunyiannya. Lalu dikeluarkannya semua isi celengan tersebut ke lantai dan menghitung secara cermat…tiga kali. Nilainya harus benar-benar tepat.

Dengan membawa uang tersebut, Sally menyelinap keluar dan pergi ke toko obat di sudut jalan. Ia menunggu dengan sabar sampai sang apoteker memberi perhatian… tapi dia terlalu sibuk dengan orang lain untuk diganggu oleh seorang anak berusia delapan tahun. Sally berusaha menarik perhatian dengan menggoyang-goyangkan kakinya, tapi gagal.

Akhirnya dia mengambil uang koin dan melemparkannya ke kaca etalase.
Berhasil !
“Apa yang kamu perlukan?” tanya apoteker tersebut dengan suara marah.
“Saya sedang berbicara dengan saudara saya.”
“Tapi, saya ingin berbicara kepadamu mengenai adik saya,” Sally menjawab dengan nada yang sama. “Dia sakit…dan saya ingin membeli keajaiban.”
“Apa yang kamu katakan?” ,tanya sang apoteker.
“Ayah saya mengatakan hanya keajaiban yang bisa menyelamatkan jiwanya sekarang… jadi berapa harga keajaiban itu ?”
“Kami tidak menjual keajaiban, adik kecil. Saya tidak bisa menolongmu.”
“Dengar, saya mempunyai uang untuk membelinya. Katakan saja berapa harganya.”
Seorang pria berpakaian rapi berhenti dan bertanya, “Keajaiban jenis apa yang dibutuhkan oleh adikmu?”
“Saya tidak tahu,” jawab Sally. Air mata mulai menetes dipipinya.
“Saya hanya tahu dia sakit parah dan mama mengatakan bahwa ia membutuhkan operasi.
Tapi kedua orang tua saya tidak mampu membayarnya… tapi saya juga mempunyai uang.”
“Berapa uang yang kamu punya ?” tanya pria itu lagi.
“Satu dollar dan sebelas sen,” jawab Sally dengan bangga.
“Dan itulah seluruh uang yang saya miliki di dunia ini.”
“Wah, kebetulan sekali,” kata pria itu sambil tersenyum. Satu dollar dan sebelas sen… harga yang tepat untuk membeli keajaiban yang dapat menolong adikmu. Dia Mengambil uang tersebut dan kemudian memegang tangan Sally sambil berkata, “Bawalah saya kepada adikmu. Saya ingin bertemu dengannya dan juga orang tuamu.”
Pria itu adalah Dr. Carlton Armstrong, seorang ahli bedah terkenal….
Operasi dilakukannya tanpa biaya dan membutuhkan waktu yang tidak lama sebelum Georgi dapat kembali ke rumah dalam keadaan sehat.
Kedua orang tuanya sangat bahagia mendapatkan keajaiban tersebut.
“Operasi itu,” bisik ibunya, “Adalah seperti keajaiban. Saya tidak dapat membayangkan berapa harganya”
Sally tersenyum. Dia tahu secara pasti berapa harga keajaiban tersebut…satu dollar dan sebelas sen… ditambah dengan keyakinan.
Ayah
maafkan aku mendahuluimu
aku masih sangat ingin bersamamu
ingin bermain denganmu
ingin berlama-lama dalam pelukanmu
tapi Allah lebih menyayangiku
Allah menginginkanku pulang…





Ayah

terimakasih sudah berusaha keras menyelamatkanku
terimakasih sudah mencoba memberiku minum
terimakasih sudah memelukku dan menciumku
aku sayang ayah sampai kapanpun
Ayah

kita akan berjumpa kembali di alam yang jauh lebih baik daripada alam dunia......

Mengapa Jadi Orang Kebanyakan?



"Hanya karena sesuatu berlaku untuk kebanyakan orang, tidak berarti itu pasti berlaku untuk anda. Mungkin anda tidak termasuk kebanyakan orang, anda istimewa."

"Jangan selalu menganggap sesuatu hal negatif yang kita miliki itu wajar karena kebanyakan orang juga begitu. Wajar itu berlaku untuk kebanyakan orang. Dan kebanyakan orang di dunia ini sengsara."

"Mengapa jika kita memiliki kelemahan yang dimiliki kebanyakan manusia lain seperti pelupa, sering sakit, banyak kekurangan, dsb kita selalu berkata "Namanya juga manusia." Mengapa saat kita melihat orang-orang hebat seperti Bill Gates, Mark Zuckerberg, Bunda Theresa, dan sekian banyak orang-orang terbaik di bidangnya, kita tidak bilang, "Wajar luar biasa! Namanya juga manusia.""

"Tidak apa-apa kita mengingatkan orang lain tentang hal-hal baik ketika kita belum melakukannya dengan baik. Pada saat yang sama kita juga sedang mengingatkan diri sendiri untuk melakukannya dengan baik. Saya hampir selalu begitu. :)"

"Mengapa kebanyakan orang suka memikirkan, berbicara, dan berbagi kepada orang-orang lain tentang hal-hal yang kita tidak suka? Mengapa kita sering memancarkan perasaan benci? Mengapa tidak kita fokus saja menceritakan hal-hal yang kita suka, yang kita senangi, yang membuat kita tersenyum. Percayalah, jika kita hanya memancarkan perasaan yang baik dengan hanya memikirkan hal-hal yang kita senangi, akan lebih banyak lagi hal-hal baik yang hadir di hidup kita, begitu juga sebaliknya. Saya sudah coba, dan hasilnya Amazing!! :)"

Membuat Efek Terminator




Kemaren saya membuat tutorial tentang membuaaat effect bola api, nah sekarang mas Fariz akan kembali membuat tutorial Photoshop yaitu Membuat Effect Terminator di wajah, pokoknya keren deh. Langsung saja, nih simak cara-caranya

1. Pertama-tama, seperti biasa dan memang biasanya dan harus, hehe, buka photoshopnya :) 

2. Trus buka gambar yang mau di edit, di tutor ini saya memakai foto saya sendiri
terminator effect

3. Setelah itu copy layer background atau tekan “CTRL+J” dan delete layer background, sekarang yang tersisa adalah layer  “background copy”
terminator effect

4. Nah, kalau sudah gunakan “Eraser Tool” atau tekan “E”
terminator effect

5. Hapus bagian yang mau di kasih effect mesin seperti ini
terminator effect

6. Setelah itu buka gambar mesinnya, kalo mas Fariz make gambar mesin mobil. Seperti ini
terminator effect
Jika kurang suka, bisa mencari variasi yang lain di Google Search

7. Nah, kalau sudah. Atur ukuran gambar mesin hingga sesuai yang kita inginkan, lalu drag atau copy ke layer gambar yang sedang kita edit, seperti ini
terminator effect

8. Nah selanjutnya taruh layer gambar mesin di bawah layer foto yang sedang kita edit, seperti ini
terminator effect

9. Nah, setelah itu posisikan mesin hingga terlihat enak di pandang seperti ini.
terminator effect

10. Kalau sudah, gunakan “Brush Tool” atau tekan “B” dan atur foreground color dengan menjadi warna hitam. Atur juga brushnya seperti gambar di bawah
terminator effect

11. Dan brushkan di daerah sekeliling daerah yang tadi di hapus, seperti ini. Buatlah hingga seperti terlihat gosong atau seperti bekas terbakar
terminator effect

12. Nah, sekarang membuat effect retak pada sekelilingnya. Download brushnya di sini (http://all-free-download.com/photoshop-brushes/ss-cracks.html). bagi yang awam masalah brush silahkan buka Cara instal dan penggunaan brush. buat secara acak seperti ini
terminator effect

13. Buat hingga seperti retak asli dan bisa juga di tambah mata robot, langkahnya sama saja, Cuma hapus matanya dan ganti dengan mata robot, edit sedimikian rupa hingga menjadi seperti nyata. Seperti ini.
terminator effect
Efek wajah Terminator (cyborg)

Supaya gambarnya seperti yang hasil akhir punya saya, sobat bisa menggunakan ide kreatif sobat sendiri. Maaf kalau hasil akhirnya tidak sama, karena susah bikin yang sama, hehe. Sekian dari mas Fariz dan terimakasih. Untuk Tutorial yang unik selain photoshop silahkan kunjungi maxciex.blogspot.com
Semoga bermanfaat

Keajaiban dari Fill Content Aware



Adobe selaku pengembang Photoshop telah menambahkan fitur baru yang cukup fenomenal bernama content-aware fill di Photoshop CS 4 dan CS 5. Fitur ini terlihat sangat ajaib dan sangat membantu bagi seorang fotografer maupun seorang desainer Grafis.

Kebanyakan dari kita mungkin banyak yang belum mengetahui fitur fenomenal tersebut jadi disini saya ingin membagikannya kepada anda para pengunjung dan pembaca setia IG bagaimana dan apa itu (fill) content-ware.

Penjelasan simple Fill Content Aware seperti ini: bayangkan jika kita harus menghapus obyek pohon yang ada ditengah Pemandangan Savana (rerumputan dan langit), membuat seleksi yang mengellingi pohon lalu menghapusnya, namun foto kita akan tampak bolong dibagian yang dihapus akan tetapi tergantikan dengan padang rumput (savana) tadi karena Photoshop akan mengisi secara otomatis bagian yang bolong tadi secara sempurna dan serasi dengan lingkungan disekitarnya.
Untuk lebih jelasnya mari kita praktikkan, Sebelum memulai Tutorial Photoshop ada baiknya baca doa dulu biar tidak ada gangguan :-) hehehe
Langkah - Langkah cara Penggunaan Content Aware
1. Buka Object dengan photoshop CS 5 (fitur ini hanya ada di CS4 dan CS 5 namun saya lebih merekomendasikan CS5 karena Adobe telah menyempurnakan fitur ini di CS5)
Disini saya menggunakan Photoshop CS 5
image ilmugrafis.com
anda bisa memakai gambar di atas untuk latihan kali ini, atau jika anda ingin gambar yang lain bisa mencari2 lewat google

2. Seleksi area di sekeliling pohon, anda bisa menggunakan berbagai macam teknik seleksi
tidak perlu menSeleksi secara detail cukup seleksi di sekeliling pohon
image ilmugrafis.com

Setelah terseleksi
image ilmugrafis.com
Jika anda bingung apa itu seleksi bisa membaca tutorial ini Seleksi Objek pada Photoshop

3. Ok sekarang anda sudah memiliki seleksi pada pohon tersebut
Nah ini dia MAGic nya:
Pada menu utama klik Edit >> Fill >> Pilih Content Awareimage ilmugrafis.com
dan Hasilnya:
image ilmugrafis.com
Fantastis : object pohon hilang dan digantikan dengan background awan dan rumput dan terkesan alami

Ok, sampai ketemu di tutorial yang lainnya, Terima kasih
Selamat Belajar dan Semoga Bermanfaat